SATU MINGGU HIDUP TANPA HP, TERNYATA ....

Di jaman yang serba online ini, dunia sekolah tidak mau ketinggalan lho. Mulai dari pendaftaran online, rapat online, ijin online, forum orangtua dan guru online, forum siswa dan guru online, e-rapot, hingga berbagai informasi jurusan melalui W*. Rasanya tiada waktu berlalu tanpa ketiadaan kabar baru.
Sebagai guru, tidak hanya info seputar keguruan, curhat siswa juga didengarkan melalui medsos. Kurang penuh bagaimana hari-hari kami? :D
Apalagi guru yang selain di sekolah juga aktif di berbagai forum lain. Sehari off saja, begitu menyalakan HP, bisa ribuan chat masuk.
Nah, bagaimana rasanya tiba-tiba terpisah dengan semua itu? Bukan, saya tidak sedang dihukum orang tua sehingga HP disita. Atau sedang bertapa di antah berantah.
Ceritanya begini: hari Senin minggu lalu, mendadak HP nge-lock dan tidak bisa diapa-apakan. Ini bukan kali pertama terjadi, sebenarnya. Biasanya cukup dengan email, selesai. Nah ini? Jadinya terpaksa itu HP masuk service hingga hari Sabtu.

Bagaimana rasanya Emak Guru terpisah dengan dunia online?
Plusnya:
1. Ternyata langit masih biru, sekolah tetap berlangsung, dan saya tetap bisa bekerja seperti biasa. Hanya beda tipis di orang lain harus bertemu muka, nitip kabar ke orang yang lagi online di dekat saya, dan saya tidak bisa pesan ojol. He he he. Rasanya sih, interaksi jadi lebih enak. Beda dengan kalau ngobrolnya pake jempol.
2. Saya bisa fokus ngerjakan sesuatu. Di minggu tersebut, saya sedang menangani tugas khusus di dua kegiatan. Dengan bebas socmed, tidak perlu sekali-kali tengok HP gegara dengar getaran pesan masuk.
3. Saya bisa melihat mana yang memang benar-benar penting, yang jika saya tidak kerjakan, bakal membuat kacau kerjaan banyak orang. Ini menyadarkan saya bahwa betapa selama ini masih sering tergoda melakukan hal yang tidak penting. Seharusnya kan lakukan hal yang tidak perlu seperlunya saja. Saya juga jadi tahu, grup mana yang saya punya peran penting, mana yang tidak. Keknya agenda berikutnya adalah bebersih grup yang peran saya tidak jelas di situ. Fokus ke yang memang kita berharga dan dihargai sajalah.

Minusnya:
1. Tidak bisa pesan ojol, sepaket dengan tidak bisa DO makanan. Jadinya malah saya dan si Kecil rajin masak bersama. Trus saya tahu tarif ojek normal itu seberapa.
2. Keluar duit extra untuk servis. Bisa jadi memang selama ini saya kurang bersedekah ya.
3. Banyak data hilang, termasuk Kotagede Heritage Trail yang sedianya mau saya bagikan kepada teman-teman pembaca blog ini. Bisa jadi niat saya itu salah. Hmm.

Pelajarannya:
1. Hati-hati dengan HP.
2. Rajin back up, kalau bisa rutin.
3. Lebih care dengan lingkungan.
4. Orang baik itu bukan yang rajin update, tapi yang ada untuk orang lain dengan sepenuh hati.
5. Well literate person itu bukan yang rajin baca isi semua grup. Lagi-lagi, ketahui prioritas. Ingat:
Lakukan hal yang tidak perlu seperlunya saja. 

Pernah mengalami hal serupa? Bagaimana wajah dunia tanpa kemunculan kita? Ayuk, bagikan pengalaman di kolom komentar.
HP lawas penyelamat. Meski tidak bisa bersocmed, tetapi kerjaan online tetap bisa terselesaikan

Posting Komentar

0 Komentar