3 Pelajaran Parenting Dalam Serial Wednesday - Netflix

Jena Ortega sebagai Wednesday Addams 
Sumber gambar: https://occ-0-58-2219.1.nflxso.net/dnm/api/v6/9pS1daC2n6UGc3dUogvWIPMR_OU/AAAABaJBTjOf6b99wLec0VlSEu-jWY27MbP2DByLgW0G2DGStyuortyutZLgcFlsDvkyhmM_HH7q8fkL80RFS3XQDVg3JZ6dKAt6c9k7HWTvv3rupGsrXEBr-EPL.jpg?r=c68


Ramainya Wednesday Dance di berbagai media sosial membuat saya tertarik membaca sinopsis dan trailer serial ini. Ketertarikan bertambah tinggi saat mengetahui bahwa Wednesday digambarkan tengah menulis sebuah novel. Nah, libur sekolah memang harus kami, para guru, isi dengan urusan nilai dan rapot. Namun tersedia pula waktu cukup yang bisa dialokasikan untuk menonton serial ini. 

Film yang menarik. Suasana dan penampilan gambar gothic, khas Tim Burton, terlihat horor, tetapi sejauh melihat tidak demikian yang saya rasakan. Yang ada malah lebih ke kisah remaja sebagaimana umumnya, dipadukan dengan misteri yang membuat penonton berspekulasi siapakah sosok Hyde sebenarnya. 
Saya bukan ahli atau kritikus film untuk membahas dalamnya, tetapi saya sebagai orang tua mendapat beberapa pelajaran dari serial ini. Yuk Moms dan Dads, simak:

1. Biarkan Anak Membuat Sejarahnya Sendiri

Dalam serial ini diceritakan Nevermore adalah sekolah ke sekian yang dimasuki Wednesday dalam hari-hari remajanya. Di sekolah-sekolah sebelumnya ia dikenal sebagai pembuat onar. Di sekolah sebelum Nevermore, ia memasukkan ikan piranha ke kolam berisi anak-anak yang membully adiknya, Pugsley. Bukan karena ia membela adiknya, tetapi karena bagi Wednesday, hanya dirinya yang berhak menyiksa Pugsley. 
Nevermore adalah sekolah pilihan orang tuanya, disertai sejarah panjang, karena keduanya adalah alumni. Ibunya dahulu adalah siswi teladan, salah satunya sebagai Kapten tim Anggar. Begitu banyak sejarah orang tua Wednesday di Nevermore, itu membuat Wednesday terlihat semakin malas masuk sekolah. 
Pelajaran dari bagian ini, sebagai orang tua, jangan bebani anak dengan sejarah atau masa lalu kita. Bagi kita mungkin sejarah itu hebat (atau memalukan), namun itu akan menjadi beban (atau malah memuakkan). Biarkan anak membuat sejarahnya sendiri. Jikapun ada sesuatu yang sangat menarik di sekolah yang Moms atau Dads rekomendasikan, setidaknya biarkan mereka menemukan sendiri hal menarik itu. Sst, apa yang menarik bagi kita, belum tentu menarik bagi mereka lohh. "Ingat umur," kata anak-anak. He he he.

2. Beri Anak Kepercayaan dan Percayalah Kalau Itu Akan Membuatnya Kuat

Terkadang sebagai orang tua, kita memberlakukan suatu aturan, menyuruh anak memilih sesuatu, atau melarangnya melakukan sesuatu dengan dalih kita tahu apa yang terbaik bagi anak. Pada satu sisi, memang ridho orang tua itu penting. Tetapi di sisi lain, saat anak tidak pernah disiapkan untuk percaya dan menjalani apa yang diridhoi orang tua, ia akan melakukan sesuatu tanpa semangat berbakti dan percaya dengan menjalani apa yang diridhoi orang tua akan membukakan jalan masa depan baginya. 
Jadi, jalan tengahnya adalah memberi mereka kepercayaan karena itu akan membuat mereka kuat. Sebagaimana orang tua Wednesday yang memberi anaknya kepercayaan untuk tinggal di asrama, namun tidak memaksanya untuk berteman, serta membiarkan Wednesday menjadi dirinya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari diijinkannya Wednesday membawa mesin ketik kesayangan dan cello. Demikian halnya dengan pesanan seragam khusus, dimana teman-temannya berseragam biru, Wednesday berseragam hitam. 
Menjadi dirinya sendiri membuat Wednesday terlihat sombong dan tidak punya teman. Namun ia tetap pede dengan diri yang sarkastik, namun pintar dan sejatinya peduli pada yang lain. Sst, sebenarnya sosoknya yang demikian menginspirasi beberapa temannya. Interaksi Wednesday dengan Enyd, Xavier, Eugene, Bianca, Tyler, dan yang lain pada akhirnya dapat saling mewarnai. 
Nah, bagaimana Wednesday bisa menjadi sosok yang begitu kuat karakternya, dijelaskan pada salah episode 5, tetapi saya rangkum pada poin ke tiga.

3. Persiapkan Anak Untuk Mandiri (dan Jamannya Nanti) 

Ayah Wednesday, Gomez Addams, mengajarkan Wednesday berbagai kemampuan fisik maupun mental. Sebagai contoh, berinteraksi dengan hiu (shark) dan ular (rattle snake) yang bagi Wednesday memembuatnya kuat, percaya diri dan independen. Wednesday mengapresiasi apa yang diajarkan ayahnya tersebut saat mengunjungi Gomez yang sedang ditahan atas tuduhan pembunuhan bertahun-tahun sebelumnya. 
Pelajaran dari bagian ini, kita tidak pernah tahu bagaimana jaman yang akan dijalani anak-anak kita nanti. Yang jelas, jaman mereka akan berbeda dengan jaman kita. Jadi, jangan paksakan apa yang kita kuasai dari jaman kita kepada anak. Biarkan mereka membekali diri dengan apa yang diperlukan untuk jamannya nanti. Beberapa keterampilan memang akan everlasting, seperti komunikasi, kepedulian, kreativitas, dan ikatan keluarga. Namun cara melakukannya tidak harus selalu sama. 

So, itu tiga pelajaran parenting dalam serial Wednesday yang saya dapatkan. Moms dan Dads dapat pelajaran yang lain? Sharing yuuk.


Posting Komentar

0 Komentar