7 TIPS LIBURAN KELUARGA


Tahun ini, kali pertama kami melakukan perjalanan bersama. Jika dihitung dari ibu saya, maka keluarga kami terdiri dari sepasang orang tua, 4 anak, 4 menantu, 10 cucu, dan 4 cicit. Kadang ditambah 1 kakek (mertua kakak saya) dan satu pasangan Tante.

Lebaran hari ke-4 1440 H, ibu mengajak kami menengok cucunya yang tinggal di Trenggalek. Dari kota Batu, sepakat berangkat ber-16. Nah, ini 7 tips liburan berdasarkan pengalaman kami, yang semoga bermanfaat bagi teman-teman semua:
1. Waktu
Ibu baru mengajak berunding pada H+2. Lumayan mendadak. Itupun sempat terjadi miskom siapa yang bertugas mencarikan armada.
Alhamdulillah, kami anak-cucu rata-rata punya teman yang bergerak dalam dunia jalan-jalan. Nah, jaringan itu sangat bermanfaat. Dengan waktu yang mefet, tentu lebih menantang mendapatkan kendaraan, karena kami tidak punya kendaraan pribadi. Kalaupun ada, ukurannya tidak memadai untuk 16 orang.
Jadi, Kawan, jika mau liburan bareng-bareng, rencanakan sejak jauh hari. Selain lebih awal bisa dapat kendaraan dan sopir, anggota keluarga juga bisa bersiap lebih awal.
2. Kendaraan
16 peserta, kali ini kami menggunakan HIACE, yang punya 5 deret tempat duduk. Bisa dibilang pas, karena salah satu anggota masih 1 tahun. Ukuran ini cukup nyaman. Jok yang bisa direbahkan sangat membantu bagi beberapa peserta yang suka segera hilang begitu bau udara mobil. He he he.
Sempat terpikir sewa dua kendaraan, lalu disupiri sendiri. Cuman, rutenya kan tidak familiar. Nanti kuatirnya sudah capek di jalan, masih ada acara nyasar pula.
Lebih aman dan tidak melelahkan dengan sewa mobil pkus sopirnya.
3. Rute
Jaman ini sih, sudah ada google map yang sangat membantu. Tinggal siapkan satu orang yang jadi pawang peta, lainnya biaa tidur. Jika dapat sopir yang sudah sangat hafal medan, malah lebih asyik.
4. Konsumsi
Nah, ini masalah penting. Kita kan orang Indonesia. Dewa Perut berkuasa. Pagi sebelum berangkat, kami sudah masak nasi dan lauk. Minimal bisa buat sarapan. Jika merencanakan mampir di tempat makan, pastikan menunya tidak aneh-aneh.
Tentu tidak asyik mepakukan perjalanan dalam kondisi sakit perut.
5. Perbekalan
Jika peserta perjalanan terdiri dari berbagai usia, pastikan masing-masing mendapatkan jatah perbekalan.
Jangan sampai hanya membawa emping melinjo super, sehingga kakek yang sudah sepuh dan dedek emes gigit jari.
Saya sendiri, tiap melewati wilayah Batu-Ngantang yang meliuk-liuk itu pasti merasa pusing. Andalan saya biasanya tortilla chips asin. Untuk kakek yang ikut dalam perjalanan kali ini, dibawakan jenis opak dan wafer.
Anak-anak, selain cemilan juga selalu request susu sebagai teman perjalanan. Saya biasanya membeli susu kemasan kotak kecil, sehingga habis sekali minum. Tidak repot simpan-simpan sisanya. Air minum, botol kemasan kecil cukup nyaman. Tetapi ternyata tidak pas untuk pak sopir. Khusus yang ini, siapkan botol tanggung deh.
6. Hiburan
Dalam berbagai perjalanan, lebih sering kru kendaraan hanya menyimpan stok lagu-lagu asoy atau film komedi. Jika merasa yang demikian itu tidak bersahabat bagi anak-anak, siapkan CD dari rumah. Bisa kartun atau lagu anak-anak.
Setiap pee break, ajak anak turun. Walau tidak ingin ke toilet, setidaknya bisa melemaskan kaki dan punggung. Apalagi bila membawa bayi atau anak sangat kecil. Mereka juga butuh jalan-jalan sejenak.
7. Keuangan
Last but not the least, soal keuangan. Pastikan mendapat kendaraan dengan tarif yang bersahabat. Sesuaikan dengan kamampuan keuangan. Jika perlu iuran, pastikan setiap anggota tahu berapa yang dia harus bayarkan sebagai partisipasi leberangkatan. Hitung juga konsumsi, biaya tol, parkir, honor sopir, dan bahan bakar. Keterbukaan dan keadilan tersebut akan menghadirkan perasaan adil.

Yang saya tuliskan di atas, berdasarkan pengalaman perjalanan dadakan kami. Kalau teman-teman punya tips yang mau didiskusikan, saya welcome lho. Siapa tahu dengan masukan teman-teman, perjalanan kami berikutnya bisa lebih asyik. Yuk, tulis di komen yak.

Posting Komentar

0 Komentar