Konsen, Konten, Konsisten

Setiap karya, akan ada peminatnya
Setiap ilmu, akan ada saatnya

Saya percaya itu.

Apaan sih? Tiba-tiba jadi serius. Biasanya kan blog ini lebih banyak membahas acara jalan-jalan?
Blog ini niat awalnya dibuat untuk wadah curcol seorang guru honorer a.k.a GTT bernama Agustina Dewi. Nah, perlu kalian ketahui, guru itu tugasnya tidak melulu di depan kelas untuk ceramah atau ngasih ulangan. Apalagi guru SMK. Pada saatnya saya yang terjun di SMKN 3 Batu, yang bidang geraknya seni dan teknologi, harus siap ditugaskan ke lapangan membimbing siswa take video, mengantar mereka workshop, menerima curhat siswa sampai malam, dan sebagainya. Jadi jangan kaget ya kalau isi blog ini variatif banget. Itulah hidup saya.
Nah, di 6-7 November yang lalu saya ditugaskan mendampingi siswa mengikuti workshop VIDEO VLOG UNTUK PROMOSI USAHA.

Workshop ini merupakan salah satu mata acara dalam rangkaian Festival Mbois 4. Saya berangkat karena saya salah satu guru mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Materi dalam workshop ini merupakan salah satu bab yang dibahas di kelas XII. Jadi kebayang kan bagaimana antusiasme ketiga anak yang berangkat? Terlebih, materi disampaikan oleh Youtuber Malang. Semacam
Catatan hari pertama:
Jadi youtuber tuh, pada prinsipnya sama saja dengan profesi lainnya. Tidak ada yang instant. Faris Montis, pembicara dari grup Youtuber Malang, menceritakan proses beratnya menjadi youtuber. Ia memulai dengan kamera biasa, dengan video yang sampai berhari-hati tidak ada view. Masalahnya mungkin pada tampilan yang masih apa adanya, kurang menarik, hingga kondisi youtube saat itu yang belum banyak peminat. Itu di 2010 ya.
Bertahun kemudian, ketika youtube mulai banyak diminati, orang mudah dan murah dapat kuota, mulailah view bertambah.
Yang ada sekarang, ia dikenal dan dikagumi banyak orang. Jadi Faris menyarankan agar kita tetap konsisten dalam bidang pilihan. Sambil jalan, kelak akan ketemu cara indah menyajikan dan menikmati pilihan itu.
Materi dilanjutkan dengan latihan editing video pakai youcut. Mengapa aplikasi ini? Karena mudah dan butuh space kecil. Syukurnya tim trainer banyak dan siap berbagi. Jadi peserta yang kebanyakan usia dewasa, pada bisa mengikuti.
Saya pernah belajar Kinemaster. Kalau dibandingkan, Youcut amat sangat sederhana, termasuk fitur-fiturnya. Tapi kalau sekedar keperluan edit sederhana, cukup lah.
Hari pertama diakhiri tepat jam 15.30.
Kok ya pas di Gramedia Basuki Rahmat (dekat banget, jalan kaki nggak sampe lima menit) ada acara sharing dengan editor Elex. Kesempatan yang terlalu berharga untuk dilewatkan. Tapi ceritanya di lain tulisan. Biar pokuss.
Lanjut di hari kedua. Masih seputar vlog. Di hari ini, peserta ditantang untuk praktik membuat video promosi. Tentu setelah mendapat bekal bagaimana video yang baik. Minimal, ada bagian pembuka, isi, dan penutup. That's it.
Saya banyak memanfaatkan waktu untuk keliling dan melihat-lihat Hotel Pelangi dan tingkah peserta workshop. Ada yang mojok berfoto ria. Ada yang bikin kalimat penjelasan yang panjaaang banget, tapi menjelang akhir malah keganggu odong-odong lewat. Sabar ya, Buk. Ada yang sibuk selpi dengan produk. Ada yang tukar-menukar produk. Aya-aya wae pokoknya. Namanya juga workshop. Ternyata hasilnya mengejutkan.
Hari kedua diakhiri dengan motivasi dari Faris Montis. Yang saya ingat banget, kalau serius vlogging, bikin atuh setidaknya 100 video. Ntar akan ketemu gaya, cara, dan media yang 'kita' banget. Acara ditutup on time. Kali ini, walau hujan saya milih langsung pulang saja. Kan memang tidak ada acara lain he he he.
Walau jauh, saya sangat menikmati proses belajar tersebut. Kenapa baru diposting hari ini tanggal 28 November? Yahh, ternyata setelah itu saya mendapat berbagai tugas tambahan di sekolah dan di 'dunia lain'. Jadi, gini dehhh.
Kalau ada yang kalian ingin tanyakan tentang workshop vlogging yang kami ikuti, atau pengen sharing sesuatu, jangan sungkan. Tulis saja di bagian komentar.
Kalau mau tau hasil editing saya saat workshop, lihat di ig saya @agustinadewisusanti ya. 😃

Posting Komentar

0 Komentar