SENIN CHEMISTRY: GARAM

Telat lagi, maaf, ya. Kemarin lagi kejar tayang erapor. Yahh, gini deh hidup sebagai guru yang juga blogger. Terkadang harus memilih prioritas, padahal maunya semua bisa jalan bareng. He he. Jadi curcol.
Kimia, Laboratorium, Percobaan, Kimiawan
Ilustrasi Garam (sumber gambar: pixabay.com)
Hari ini, kita akan bahas tentang garam. Ada yang tidak kenal? Kenal dong. Akrab banget malah. Setidaknya, masakan apapun akan jadi tidak sedap kalau tanpa garam. Roti saja dalam resepnya biasa juga menyelipkan secubit garam. Meski kalau kebanyakan juga masalah. Betul?

Garam yang kita kenal sehari-hari adalah garam dapur. Garam ini dapat dibeli secara bebas, dengan harga yang sangat terjangkau. Meski pernah terjadi harganya selangit, karena permasalahan distribusi. Garam dapur yang kita kenal biasanya diperoleh dari kristalisasi dan penguapan air laut. Warnanya putih dan biasa diberi mineral yodium untuk tujuan kesehatan. Rasa garam ini asin, mudah larut dalam air, mudah pula tercampur dengan bahan lain, dan jika disimpan terlalu lama jadi basah. Terdengar familiar kan? Kalau mereknya, banyak banget.

Ternyata, Gaess, jenis garam itu banyak banget. Kalau di dunia Kimia, yang namanya garam itu adalah senyawa kimia ionik yang terdiri dari ion positif dan negatif, sehingga secara muatan, garam bersifat netral. Garam dapat diperoleh dari reaksi asam dengan basa. Misalnya kalian mereaksikan natrium hidroksida dengan asam klorida, kalian akan memperoleh natrium klorida dengan produk sampingan air.
reaksi pembentukan garam dapur
Reaksi ini disebut juga reaksi penggaraman atau netralisasi. Selain itu, masih banyak cara mendapatkan garam. Ada yang diperoleh dengan mengalirkan gas tertentu pada suatu senyawa kimia, ada juga yang diperoleh dari batuan di alam.

Efeknya apa, di dunia kimia, kami mengenal sangat banyak jenis garam, tidak hanya garam dapur. Saya kasih beberapa contohnya nih, ada Kalium dikromat, yang diperoleh dari mineral lopezit yang langka. Garam yang satu ini berwarna jingga dan digunakan salah satunya dalam penyamakan kulit.
Ada pula Tembaga sulfat yang berwarna biru. Senyawa ini banyak digunakan sebagai herbisida dan fungisida. Kalau saya sih, senang menggunakan Tembaga Sulfat dalam latihan pengenceran di kelas dasar, karena warnanya cantik.
Selain kedua garam di atas, kalian mungkin kenal yang namanya Garam Inggris. Nama lainnya adalah garam Epsom atau Magnesium Sulfat. Sebenarnya, garam ini bukan untuk dikonsumsi lho. Garam ini bagus digunakan untuk perawatan kulit, terapi tulang dan sendi, hingga menghilangkan stress. Namun, ketika mengalami konstipasi (susah BAB), dalam dosis rendah dapat dikonsumsi. Tetapi ingat, dosis berlebih bakal mengundang masalah lho, ya. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan garam Inggris untuk mengatasi masalah perut.

Jadi, setelah membaca catatan ini, kalau suatu saat kalian ngobrol dengan anak Kimia, nggak usah ngeyel bahwa garam itu hanya garam dapur, ya.

#garam #garamdapur #kimia #bahankimia

Posting Komentar

0 Komentar