BILA UNO STACKO DIGUNAKAN UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER

Alhamdulillah, liburan lagi ya.
Yuk, fokus ke game lagi. Kita bahas UNO STACKO. Ada yang belum tahu UNO dan UNO STACKO?
Oke. Bagi yang masih asing, UNO itu permainan kartu. Satu set terdiri atas kartu bernomor 1-7, juga ada kartu istimewa dengan kode putaran balik, ngambil lagi, mati, sampai ganti warna. Aturan dasarnya, sesuai giliran, naruh kartu dengan angka atau warna yang sama. Jika tidak punya stok, boleh pakai kartu istimewa. Pemenangnya yang kartunya habis duluan. Lebih detilnya, lain waktu saja kita bahas ya.
UNO STACKO beda tebal dengan UNO kartu. Soalnya UNO STACKO berupa balok. Jadi kalau main ditumpuk. Satu tumpukan ada tiga batang, yrus tumpukan di atasnya juga tiga, tapi dengan arah yang berbeda. Isinya sama dengan UNO kartu. Kalau tempat memungkinkan sih, saya lebih suka UO STACKO. Kenapa? Rame. Sensasi gubraknya itu lho.
Aturan main UNO STACKO seperti UNO kartu, hanya saja batang yang diambil dipindahkan ke tumpukan teratas. Seninya terletak pada menemukan batang yang sesuai aturan (warna dan/atau angka), namun juga menjaga agar tumpukan tidak roboh. Pemenang UNO STACKO adalah yang paling lama bertahan mendapatkan batang yang tepat. Yang kalah, jelas yang merobohkan bangunan.
Murid-murid saya di SMP Tamansiswa menyukai permainan ini. Selain mereka enjoy, ada hal positif yang bisa saya terapkan.
1. Bergiliran
Dalam bermain, mereka bisa bergerak sesuai gilirannya. Dalam keseharian, yahh kadang ada yang enggan bergiliran. Jadi, saya anggap ini latihan. Dalam prosesnya, kita bisa sambil menyampaikan kalau bergiliran itu lebih asyik. Ntar tiba juga giliran kita.
2. Mengikuti aturan
Tata tertib dibuat untuk dilanggar. Itu filosofi jaman saya sekolah dulu. Sekarang? Semoga sudah tidak demikian.
Pada murid-murid saya, saat main mereka patuh pada aturan. Lagi-lagi, dalam proses bisa kita tekankan karakter baik itu.
3. Strategi
Biasanya, mereka ngalir saja. Tapi saat main UNO STACKO, mereka harus membuat strategi untuk menang. Ini menjadi latihan mereka.
4. Merapikan kembali
Usai bermain, mereka berlatih untuk merapikan kembali. Tidak asyik kalau satu set UNO STACKO sudah tidak lengkap. Jadi, agar lain waktu bisa main kembali, ya harus mau merapikan.

Saya tahu hidup nggak seperti dalam game. Tetapi saat nge-game, anak-anak enjoy, sehingga lebih mudah kita masukkan nilai-nilai karakter. Jadi, sebagai alternatif, jangan takut nge-game.

Posting Komentar

0 Komentar