ME TIME ala EMAK GURU, MAKIN YAHUD BERSAMA ASUS



Ibarat nilai kartu As + King + Queen + Jack, itulah umur saya tahun ini. Boleh deh disebut usia 18 tahun, ditambah 23 tahun pengalaman hidup. He he he. Beneran, saya bukan jenis orang yang malu menua. Saya hanya suka orang mikir dulu kalau mau tau umur saya. He he he.
Apa sih yang bisa dibanggakan dari umur? Ya sih, umur memang angka. Tidak dipikirkanpun, selagi kita masih bernafas, dia akan bertambah. Beberapa tahun terakhir, berbagai situasi membuat saya mikir, bagaimana menambah kebermanfaatan umur. Terutama, dalam karir yang saya pilih.
Banyak yang bertanya, kenapa lulusan Kimia FMIPA ITS malah terjun ke pendidikan dan dunia kepenulisan. Tulalit, alias tidak nyambung, memang. Tetapi, jalan saya memang harus demikian. Saya baru nemu kalau saya suka berinteraksi dalam pendidikan anak usia tanggung pada tahun kedua kuliah. Mau pindah kok ya biayanya besar. Waktunya nanggung pula. Jadi pilihan terbaik tetap lanjut saja meraih S.Si. Saya sempat berusaha mengingkari dorongan itu dengan melamar ke berbagai perusahaan. Anehnya, jawaban untuk saya selalu ‘DITOLAK’. Giliran melamar ke sekolah, malah langsung gol. Yah, berarti memang demikian Allah mengaturnya.
Menjadi guru tuh, seru. Tiap tahun kerjaan kita ganti, karena klien kan selalu beda karakter setiap angkatannya. Rasanya penuh syukur melepas mereka saat wisuda, setelah tiga tahun penuh perjuangan. Selain mengajar di kelas, kami juga dapat tambahan pekerjaan seperti wali kelas, bagian kesiswaan, humas, atau lainnya. Dalam kasus saya, sudah tahun ke-7 mendapat mandat menjadi Pembina Pramuka karena jaman kuliah saya pernah ikut Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka. Salah satu pertimbangan manajemen menerima saya, ternyata ya sertifikat itu. Nah, klop sudah.
Pulang dari sekolah, saya kembali ke rumah untuk berinteraksi dengan kedua putri kami. Situasinya, saya dan suami LDR, sehingga saya sendirian mengurus kedua anak. Urusan masak, nyuci, bersih-bersih, dan lain-lain, saya kerjakan tanpa pembantu. Sibuk? Pasti. Tapi ya jalani saja. Di luar itu, saya dipercaya menjadi sekertaris RT, pegiat literasi di lingkungan, dan aktif di berbagai komunitas belajar maupun guide.
Pernahkah merasa bosan alias stuck dengan berbagai kesibukan itu? Yes, sudah pasti. Tetapi saya punya pelarian produktif dan saya sebut sebagai me time. Me time ala Emak Guru Agustina Dewi adalah menulis. Tadinya dilakukan sebagai pengisi waktu atau curhat bebas walau tidak ada yang membaca. Lagipula, saya nih gemar berimajinasi. Biar imajinasinya produktif, ya ditulis. Suatu hari, saya coba kirim naskah tentang Pramuka untuk ikut sayembara Puskurbuk. Tidak saya duga, ternyata gol, Saudara-saudara. Dari situ saya mulai yakin dengan kemampuan diri. Hanya saja, saya sadar banget kalau masih harus banyak belajar. Kalau saat ini membaca naskah jadoel saya, rasanya mau ngakak sampai berguling-guling. #aihh, jadi malu-malu sedap.
Masalah yang saya hadapi saat menjalankan multi job itu adalah sarana pendukung. Mungkin kalian pernah baca postingan di socmed tentang curhat seorang suami yang istrinya guru. Tadinya menikahi guru tuh dengan maksud pulangnya cepat, kerjanya santai, walau gaji seadanya. Kenyataan yang saya alami, tak jarang kami di sekolah dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Itupun malam hari kadang masih menerima curhat siswa atau wali murid. Kami juga punya beban administrasi berupa perangkat mengajar yang voila, kalau diprint semuanya bisa satu rim untuk satu kelas. Padahal saya biasanya ngajar multi angkatan dan multi jurusan. Ditambah tugas sebagai IRT dan kegiatan kepenulisan, semoga bisa membayangkan bagaimana saya membagi waktu untuk semua.
Salah satu solusi berbagai masalah saya itu adalah memiliki komputer yang handal. Saya bersyukur suami mendukung dengan menghadiahkan ASUS Eee pC 1001P. Bentuknya mungil, 10,1 inci, sehingga tidak memberatkan bahu saya. Mau dibawa ke sekolah setiap hari, ke tempat workshop, bahkan saat ke lapangan juga tidak masalah. Memorinya besar sehingga saya bisa menyimpan perangkat mengajar dan tulisan-tulisan saya di sana. Kelengkapan multimedianya juga sip. Saya tidak pernah mengalami kesulitan saat presentasi, printing, dan pindah-pindah data.
Saya dan si Imut Eee 1001P  Sumber: Koleksi Pribadi
Kenangan terindah lain dari si Putih Imut ini adalah baterainya yang long lasting. Saat pertama saya gunakan, walau dibeli dalam kondisi second, ia mampu bertahan diajak bekerja sepuluh jam non stop. Saya jadi leluasa tetap menggunakannya di berbagai tempat, walau tidak tersedia colokan. Bersamanya, saya bisa selesaikan perangkat mengajar dan menghasilkan berbagai judul buku serta puluhan artikel yang menjadi side job. Emak Guru kan juga perlu menabung untuk beli buku-buku idaman atau traveling.
Sayangnya, beberapa waktu yang lalu si Imut mulai ngadat. Masalah pertama terjadi pada chargernya. Setelah dibeneri, bisa digunakan beberapa bulan, kemudian mati sama sekali. Sedih, karena sejarahnya cukup panjang dan cemerlang mendukung saya mewujudkan cita-cita dan mimpi. Tetapi mau bagaimana lagi.
Nah, bulan lalu saya browsing dan menemukan beberapa alternatif pilihan laptop. Saya tidak lagi fokus pada pencarian si Mini, karena kemampuan mata yang harus saya jaga, walau punggung juga butuh dikurangi bebannya. Galau ya? Tetapi itulah situasi kalau usia sudah 18 ditambah 23 tahun pengalaman, he he he.
Salah satu alternatif yang saya lihat adalah ASUS VIVOBOOK K403 dan ASUS VIVOBOOK A412. Nggak ngerti, ya. Mungkin karena ASUS adalah cinta pertama saya dalam dunia per-PC-an dan telah membuktikan dirinya handal. Jadi jangan heran kalau saya diijinkan mencari lagi, akan  cenderung mencari ASUS. Apa sih istimewanya si A412 dan K403?

Tampilan ASUS VIVOBOOK A412 yang eye catching. Sumber: Press Release ASUS

ASUS VIVOBOOK ULTRA A412
Pertama kali lihat produk ini dengan mata kepala sendiri, saat saya menghadiri ASUS Blogger Gathering 2019 with ASUS VivoBook A412 di hotel Atria, kota Malang pada tanggal 24 Agustus 2019. Saat itu, yang ditampilkan adalah yang paling kanan, alias peacock blue. Uniknya warna ini, kalau dilihat dari satu sisi, terlihat warnanya biru. Tetapi kalau kita pindah ke sisi lain, terlihat ungu. Keren banget. Selain peacock blue, masih ada varian transparent silver, slate grey, dan coral crush (merah).
Saat saya mencoba mengangkatnya, ringan sekali. Ternyata bobotnya hanya sekitar 1,5 kg saja. Ukuran layarnya 14 inci, tetapi memiliki bezel tipis, hanya 5,7 mm. Akibatnya, rasio screen-to-body mencapai 83 persen. Tidak heran laptop ini digelari sebagai “World’s smallest colorful 14-inch ultrabook”. Meski layarnya 14 inci, tetapi ukuran panjang bodinya hanya 32 cm dan lebar 21 cm, lebih mirip dengan ultrabook berlayar 13 inci.
Fitur lain yang saya lihat pada laptop ini adalah Ergolift Design, yang merupakan mekanisme khusus dimana saat layar dibuka, maka bodi utama Vivobook Ultra A412 terangkat dan membentuk sudut dua derajat. Posisi ini memungkinkan sistem pendingin bekerja optimal, sehingga perangkat keras di dalamnya dapat bekerja lebih handal. Selain itu juga lebih ergonomis dan nyaman digunakan.

Ukuran keyboard yang pas. Sumber: koleksi pribadi


Seumur-umur, saya terbiasa dengan laptop jadoel sehingga fitur pembaca sidik jari adalah hal baru bagi saya. Tadinya saya heran dengan adanya kotak kecil di pada bagian touchpad. Rupanya inilah perangkat pembaca fingerprint yang telah diintegrasikan dengan Windows Hello.
Apa itu Windows Hello? Tenang. Tidak usah tengsin kalau enggak tahu, karena saya juga baru tahu setelah mengikuti gathering itu.
Windows hello merupakan fitur pengaman yang melengkapi Windows 10. Jadi kalau kalian masih pakai Windows 7 (yang sama dengan saya, TOS) atau angkatan sebelumnya, selamat. Anda pasti ditolak. Sudah pakai Windows 10, tetapi tidak tahu apakah perangkat kalian bisa menggunakan Windows Hello? Yuk tengok komputer kalian. Cara sederhananya sih, begini:
Tekan Windows key + I
Pilih ‘account’
Pilih sign in option
Dan kalian akan sampai di halaman yang memunculkan tulisan Windows hello
Jika di bawah tulisan Windows hellow tidak muncul tombol set up, atau malah kalian dikasih keterangan “Windows Helllo isn’t available on this device”, maka jelas laptop kalian tidak bisa digunakan. Kalau pakai Windows 10 sih, ada caranya. Tetapi tidak saya bahas di sini yak.


Tampilan setting sign in windows dan yang ini tidak available L. Sumber: koleksi pribadi

Sebaliknya, jika berhasil set up, maka kalian tiap kali masuk bisa ketemu tampilan seperti ini:
Sst, saya pinjam gambar milik Dani ya. Sumber: ASUS

Windows Hello memungkinkan kita mengamankan perangkat komputer dari penggunaan yang tidak semestinya. Kita juga bisa membatasi pengguna komputer kita hanya 10 orang saja, menurut mas Danu dari ASUS. Dengan cara ini, kita bisa mengamankan data. Selain itu, untuk login dan masuk ke dalam akun windows 10 di komputer ini, kita tidak harus memasukkan password. Cukup satu sentuhan dengan ujung jari. Ini cocok untuk orang yang sering mobile seperti kami para blogger.
Vivobook Ultra A412 menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-8. Dijamin kinerja si Peacock blue bersaudara ini gesit. Varian tertinggi seri ini menggunakan Intel Core i7-8565U, sehingga dapat memiliki kecepatan pemrosesan hingga 4,6 GHz konfigurasi 4 core dan 8 thread. Bandingkan dengan si Putih Imut saya yang pakai Intel Atom N450.
Saat melihat bagian samping laptop, saya lihat port-nya banyak. Ada USB Type-A, USB Type-C, HDMI, dan audio port. Jadi, sambil kerja dengan kecepatan pemrosesan yang gesit, kita bisa terhubung dengan berbagai perangkat lain. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini spek ASUS Vivobook Ultra A412F.
Spek ASUS Vivobook Ultra A412F   Sumber: press release ASUS

Perangkat ini nampaknya benar-benar diniatkan untuk mereka yang mobilitasnya tinggi, sehingga dilengkapi dengan konektivitas nirkabel. Kita bisa menemukan WiFi dual-band 802.11ac (2x2) agar dapat terkoneksi internet. Bluetooth 4.2 memungkinkan hubungan dengan PC ataupun smartphone. Urusan pindah-memindah data bakal dipermudah dengan fitur-fitur ini.
Satu lagi yang membuat saya terkagum-kagum adalah storage yang mencapai 512GB. Wah, bisa koleksi drakor dan film instpiratip segudang inih mah. Perangkat mengajar saya selama masa kerja juga bisa masuk semua dan tidak perlu memindahkan dokumentasi tulisan di cloud. He he he.
Selain faktor-faktor di atas, keistimewaan ultrabook ini adalah daya tahan baterainya yang luama. Ini cocok banget buat pekerja mobile semacam guru dan blogger. Kan nggak asyik tuh kalau tiba di lokasi workshop atau lokasi liputan, eh bukannya langsung berkegiatan, malah sibuk booking colokan.
Dengan berbagai kelebihan itu, A412 harganya dimulai dengan angka yang setara gaji saya satu semester sebagai guru honorer (eh kok jadi curcol). Ralat. Yang benar, harga mulai IDR 7.599.000,00, bergantung spek yang kalian pilih.
Perlu alternatif? Nah, saat gathering itu A412 bawa teman. Namanya:
Saya dan Petal Pink K403  Sumber: koleksi pribadi

ASUS VIVOBOOK ULTRA K403
Ukuran saudara si K412 ini beda tipis saja. Dengan layar 14 inci dan memiliki nanoedge pada keempat sisi layarnya, menjamin tampilan yang bisa membikin kita tenggelam keasyikan. Layar keren ini dilengkapi pula dengan bezel yang hanya sebesar 4,1 mm alias nyaris tanpa bezel. Rasio screen-to-body mencapai 87%. Keren kan?
Soal dimensi, tidak kalah menarik. Ketebalannya hanya 1,65 cm dan bobot 1,3 kilogram. Ukuran ini memungkinkan K403 hanya menyita sedikit tempat di meja kerja kita. Kalau kayak kami para guru yang biasanya satu meja harus berbagi, ini cucok dah.
Saudara si A412 ini juga telah memenuhi standar militer. Percaya nggak, waktu mengangkat laptop ringan begini, yang muncul dalam bayangan saya adalah resiko jatuhnya. Kalau laptop berat kan kerasa tuh kalau mau jatuh. Nah yang ringan begini bagaimana? Untuk si K403, tidak perlu khawatir karena telah mengantongi sertifikasi standar ketahanan militer MIL-STD-810G. Sebagai informasi, ini berarti si K403 telah melalui berbagai cobaan seperti Altitude test (ketinggian), humidity (kelembaban), drop test (dijatuhin), vibration test (kek uji di dalam pesawat yang getarannya *kalian tau lah), dan temperature test. Lolos cobaan-cobaan ini berarti si dia memang handal.
Soal tampilan luarnya, K403 tidak kalah menarik. Bodynya alumunium ramping dengan pilihan warna silver blue klasik dan Petal Pink. Jadi kebayang mahkota bunga warna merah muda, ya.
Soal kinerja, yuk kita bayangkan kecepatannya berdasarkan prosesornya yang Intel Core generasi ke-8 terbaru, dual-band Wi-Fi 5, RAM 8 GB, dan SSD 512GB. Sudah pasti acara kerja online bisa wuss-wuss.
K403 juga dilengkapi dengan sensor sidik jari bawaan pada touchpad dan Windows Hello, sehingga untuk masuk tidak perlu ngetik password lagi. Cukup dengan satu sentuhan jari, jadi deh. Keyboard K403 juga istimewa. Keyboard backlit ukuran penuh sangat nyaman digunakan ketika bekerja di tempat yang remang-remang. Lho, siapa tahu harus meliput acara di warung tradisional yang lampunya redup. He he he. Struktur tombol dengan key travel 1,4 mm memungkinkan acara mengetik tidak bikin lelah jemari lentik kita.
Port yang tersedia juga sangat memungkinkan terkoneksi dengan perangkat lain. Kalian bisa menggunakan USB 3.1 dan USB 2.0, output HDMI dan SD Card reader. Kelengkapan ini masih ditambah dengan port USB Type-C yang dapat dibalik, jadi sangat mudah menghubungkan dengan perangkat lain dan transfer data bisa lebih cepat. K403 dilengkapi ASUS SonicMaster yang merupakan kombinasi hardware, software, dan penyetelan audio yang memang dirancang agar suara yang dihasilkan maksimal dengan bass yang lebih dalam. Pemrosesan dan penyetelan sinyal tambahan dapat membantu memperbaiki detail menit dan menyaring suara bising, sehingga audio bisa lebih jernih. Yang hobi ndemus sambil kerja, bersyukurlah.
Hal yang tidak kalah menarik adalah usia baterai yang diklaim bisa mencapai 24 jam. Asyik dong kalau bisa kerja lembur di tempat baru, atau berkarya dalam perjalanan yang panjang, tanpa bingung cari colokan. Dengan berbagai fasilitas itu, Vivobook Ultra K403 dapat diperoleh dengan harga mulai 8 jutaan.


Kalau kerja bareng, mungkin begini ya. Sayanya sudah lelah, K403 masih on. 
Sumber: koleksi pribadi

Btw, produk-produk ini dikeluarkan oleh ASUS yang telah bergerak dalam bidang komputer selama 30 tahun. ASUS ternyata memulai dari skala sangat kecil, dengan keluaran pertama Motherboard. Selanjutnya mereka terus bergerak maju dan memimpin dunia perkomputeran dengan berbagai produk berprestasi seperti 1st Lamborghini Laptop, 1st netbook, 1st detachable mobile computer, 1st ultrabook, dan di tahun 2019 awal telah mengeluarkan Zenbook 433, disusul dengan si A412 dan K403 yang diluncurkan pada bulan Juni. Peluncurannya tidak main-main, menghadirkan Ria Ricis dan Rizki Febian sebagai ikon generasi mobile.
So, setelah mendengarkan, membaca, menimbang, dan berfoto-foto #eh, saya memutuskan dengan penuh kesadaran sebagai orang yang telah berpengalaman 23 tahun #eh, next dream PC saya adalah A412 atau K403, sebagai teman me time Emak Guru. Semoga terkabul bekerja bersama ASUS agar karya Emak Guru makin yahud, sehingga hidupnya semakin bermanfaat. Aamiin.
Saya (paling kanan) dan teman-teman Emak Blogger Malang  Sumber: koleksi grup

Naskah ini ikut dalam ASUS VivoBook Ultra A412 Writing Competition
Wish me luck, ya.

#ASUS #vivobook #asusvivobookultraA412 #asusvivobookultraK403 #intel
#emakblogger #blogger #bloggermalang #guru #gurugoblog #bloggerteacher


Posting Komentar

12 Komentar

  1. Saya suka baca tulisan Emak Agustina Dewi

    BalasHapus
  2. ini laptop memang cocok banget buat yg suka kerja mobile. kerja sambil jalan2 hehe

    BalasHapus
  3. Laptop Asus emang keren Mbak...mupeng yang baru sttttt....

    BalasHapus
  4. Windows hello nya keren ya bisa deteksi sidik jari dan wajah owner nya
    Ini sangat membantu keamanan dari privasi setiap pengguna nya

    Jadi pengen beli deh ^^

    BalasHapus
  5. Guru pakai ASUS mah makin keren dan pastinya bisa semakin produktif donk ya mbak, selain speknya dewa bisa bikin lupa segalanya deh kalau kerja pakai ASUS, wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh, asal tidak mudah tergoda dengan fitur2 lain ya, Mbak. Nanti yang ada nonton teyuss karena sound-nya bagus

      Hapus
  6. Waaah... 2 kriteria laptop buat traveler nih... Baterainya tahan lama dan ruingaan.. Mksh reviewnya.. Aku juga punya asus.. Tapi tipe nya tipe lama heheh

    BalasHapus