Masihkah menghitung ini minggu ke berapa anak-anak belajar di rumah?
Sudahlah. Daripada merasa tersiksa dengan menghitung hari, lebih baik jadikan
momen ini bermanfaat bagi diri sendiri dan si kecil. Mereka kan pencari teladan
sejati. Apa yang kita tunjukkan dalam menghadapi pandemic ini, bakal membekas
di hati dan pikiran mereka. Bakal terbawa hingga mereka besar. Nah, agar tidak
gabut, ayuk kita ngobrol tentang bagaimana memaksimalkan kuota dalam menghadapi pandemic
covid-19.
ucapan terima kasih kepada pelanggan |
IBUKU IDOLAKU
Awal-awal belajar di rumah, rata-rata anak sekolah membawa bekal setumpuk
PR dari gurunya. PR ini mewujud dalam berbagai formula. Ada yang foto, tulisan
tangan, video, hingga kelas online dengan berbagai platform. Percayalah, para
guru itu juga kaget kok dengan perubahan model belajar ini. Sebagian dari
mereka mungkin masih coba-coba juga. Jadi hindari mengeluh, lebih faedah
komunikasikan saja kesulitan kita. Saya yakin guru bakal bijak kalau tahu
masalah di lapangan. Masalah yang sering dikeluhkan murid saya antara lain HP
yang tidak support, beda model kuota karena mereka harus memilih kuota yang
paling murah, hingga kesulitan akses untuk web-web yang memang ‘berat’.
Sebagai ibu, tentu harus memutar otak untuk mengelola dana yang segitu
juga untuk memenuhi kebutuhan pangan, kesehatan, kuota, dan lainnya. Kompetensi
sebagai manajer keuangan keluarga benar-benar diuji saat ini. Tetapi saya yakin
teman-teman sesama IRT pembaca artikel ini bisa mencapai kesuksesan mengatur
keuangan dan menjaga keluarga tetap sehat.
Di luar urusan di atas, biasanya anak meminta bantuan orang tua untuk
menyelesaikan tugasnya. Jadinya ibu dan ayah harus juga menjalankan peran
sebagai guru di rumah. Saya paham jika memotivasi anak dalam kondisi badan yang
lelah setelah segala pekerjaan rumah adalah pekerjaan yang dinilai sulit. Saya
juga merasakan kok, percaya deh. Sampai ada meme dari anak-anak yang menyatakan
bahwa kini mereka sadar, “segalak-galaknya guru di sekolah, masih lebih galak
guru di rumah”. Tetap sabar ya, Ayah, Bunda. Mereka anak-anak kita sendiri lho.
Jadikan ini momen bonding dengan anak. Kalaupun tidak bisa membantu
menyelesaikan masalah, teman-teman bisa berkomunikasi dengan wali murid lain
atau japri gurunya. Boleh juga surfing dan tanya mbah google.
Semoga pengalaman menjadi guru di rumah membuat kita tidak mengeluh
karena meski belajarnya di rumah, SPP tetap jalan. Para guru tidak nganggur
kok. Guru tetap harus mengajar dan melaporkan kegiatan mengajarnya. Hanya beda
ruang belajar saja. Sejujurnya, kelas online lebih sulit. Kita kan tidak bisa
menepuk punggung anak yang rebahan atau lagi lihat-lihat media lain. menantang
banget meraih perhatian dan respon mereka. Sebagai wali kelas, apalagi. Kalau
biasanya bisa ketemu anak di sekolah, masalah bisa diselesaikan dengan tatap
muka langsung. Dengan situasi ini, japri dengan siswa bisa berlangsung 24 jam
sehari. Belum dengan wali murid dan atasan. Tidak percaya? Yuk, sesekali
mencoba jadi guru. Japri saya. Nanti saya jadikan guru tamu di kelas saya. He
he he.
MENGHASILKAN UANG DARI RUMAH, AYO
CARI TAHU CARANYA
Dalam situasi ini, banyak rumah makan yang tetap buka, tetapi hanya
melayani bungkusan alias take home.
Selain itu, pesan antar makanan dengan jasa ojol juga marak. (semoga para pengemudi
ojol tetap sehat dan aman). Menurut hasil diskusi saya dengan beberapa teman,
ini peluang bagi ibu rumah tangga untuk menghasilkan uang dari rumah.
Nah, berikut ini lima dari banyak alternatif cara menghasilkan uang dari
rumah:
1.
Membuat
produk
Punya
hobi unik? Merajur, daur ulang bahan bekas, berkebun, membuat kue, atau
lainnya? Mengapa tidak dijadikan produk layak jual. Di masa pandemi ini, banyak
teman yang beralih dari jualan fisik menuju hobi lama membuat produk. Ada yang
membuat roti Maryam, membuat handycraft, membuat mukena (karena sudah dekat
Romadhon juga), dan masih banyak lagi. Ternyata, sambutan pasar meriah juga.
Kita bisa meniru mereka.
2.
Jualan
online
Niatkan
berjualan untuk membantu orang lain mengatasi masalah mereka. Misalnya, tidak
bisa belanja, kita tawarkan solusi produk makanan yang diantar ke rumah. Syaratnya,
saat mengantar lakukan protokol kesehatan dan keamanan dengan benar. Bisa juga
berbagi rejeki dengan teman-teman ojol. Orderan mereka juga menurun lho.
Menggunakan jasa pengiriman ojol akan membantu mereka.
Produknya?
Cari teman dari cara nomor satu. He he he. Kalau masih sulit, coba cara yang
sudah saya praktikkan. Buat sebuah postingan di media sosial, yang menyediakan
komentar bagi teman-teman yang punya dagangan. Dari situ kita bisa menambah
jaringan.
3.
Mengikuti
berbagai event online dari beragam produk
Media
sosial online banyak yang bisa diisi promosi. Sekali kita klik suatu jenis promosi,
kita bakal dapat kiriman sejenis di waktu berikutnya. Ternyata ada gunanya
juga. Saya jadi tahu berbagai event dari banyak produk. Asal syaratnya tidak
berat-berat banget, biasanya saya masih ikuti. Tapi ya jangan terlalu berharap,
sebab biasanya yang ikut tidak sekadar ratusan orang lagi. Jika sudah rejeki,
tidak akan kemana.
4.
Membuat
kelas online
Punya
ilmu khusus, mengapa tidak membagikannya? Ada lho teman yang membuat cooking class dan coding class secara online. Investasi tidak besar, tetapi insya
Allah ilmu yang sudah dibagikan faedah. Masih banyak pula kajian online dan
lainnya.
5.
Kolektif
produk tetangga
Yang
ini terinspirasi dari tempat saya beli sayur. Saya dapat nomor hapenya dari
teman. Saat saya hubungi dan pesan, responnya baik. Harga sayur juga normal
seperti di pasar. Saat dikirim, kondisi juga baik. Terus saya sempatkan
mengobrol, ternyata ia juga mengumpulkan produk dari tetangganya. Luar biasa
ini, mah. Selain memasarkan produk sendiri, socmed dia juga bermanfaat bagi
lingkungannya. Bermanfaat juga bagi konsumen seperti saya yang enggan ke pasar.
Teman-teman, banyak sekali alternatif lain yang bisa kalian buat. Apapun
itu, semoga niatnya tetap lurus sesuai petunjuk-Nya dan berfaedah tidak hanya
bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan. Aamiin.
Punya kegiatan yang seru juga? Sharing yuk.
Siapa tahu kegiatan kalian itu berfaedah bagi rekan yang lain.
0 Komentar